01 Desember 2010 @ Pojok 165 , 20.30 PM
Ijinkan Aku Bertutur – Jatah Hidupku Semakin Berkurang…
Di Ulang Tahun Seorang Perempuan Berusia Dua Puluh Dua
(Bertepatan dengan hari anti AIDS sedunia,
Dengan pemilihan dan penentuan Calon Presiden Mahasiswa 1 tahun ke depan,
Dengan ujian yang dialami untuk penentuan apakah aku sidang bulan desember atau tidak,,)
Apa yang kau ingin di usiamu kali ini, kawan?
Ucapan selamat dari dering telfon tepat pukul 12 semalam,
dari seorang kawan lama yang belasan tahun tak berjumpa, cukup menandai betapa akan banyak tumpahan sayang kan kau terima pasti.
Di Subuh dingin pagi, belum genap Surah Al-Qur’an kau baca, sms kembali berbunyi.
Ibunda yang paling berjasa, dari suara diseberang jauh sana penuh kasih cinta mendoa.
Tak berjarak beberapa detik selanjutnya, sahabat terdekat, yang setiap hari menggelibat bersama urusan ummat, urusan berjihad, urusan genap-menggenap, juga mengucap doa dan selamat.
Hari ini, belum lagi aku sempat membasuh diri, tetangga-tetangga di depan dan disebelah, entah darimana tahunya, tiba-tiba datang mendekap, selamat…. selamat….
Belum pula selangkah mengantar keluar, telfon kembali berdering dengan sms-sms doa yang juga katanya mengingat sebuah nama, sebuah usia… masih ditambah doa dari adik-adik.
Dan mulailah berdering-dering… berdering-dering, adik, kakak, saudara, kawan SMP, kawan SMA, kawan kuliah, kawan “FaceBooK”, kenalan, kerabat, sahabat-sahabat, yang jauh, yang dekat, semua memberi selamat!
Betapa hebat Allah memberi berkat, semoga ijabah hajat-hajat yang dimunajat.
Dan nanti, entah apa lagi… entah siapa lagi… berapa banyak lagi… hingga berakhir sehari ini, masih berapa banyak lagi “SiMPaNan” kejutan dari Allah yang belum ketahuan..
Hingga jika ku boleh bertanya, apa lagi kau inginkan kali ini, kawan?
Di usia Dua-dua, kau miliki begitu banyak orang yang menyayangi, kau diberi rahmat tertinggi hidup dalam Islam, engkau dianugerahi kenikmatan tak terbeli, ialah iman, engkau dianugerahi bermacam ragam kesenangan, kemudahan, kesulitan, kesedihan, kegelisahan, ketakjuban, kegembiraan, keindahan, cinta, kasih sayang, lengkap inderamu tak sedikit pun dikurangkan, gagasan-gagasan dan kawan-kawan seiring sejalan, dan keluarga yang selalu mendukung dan membanggakan…
jadi… nian… wahai perempuan di usia dua puluh dua…
Nikmat-Nya yang mana lagi yang bisa kau dustakan?
Aku perempuan itu, dua puluh dua usiaku, banyak adik-adikku, kakak-kakakku, dunia kendaraanku, akhirat kampung halamanku, Muhammad cahaya pelitaku, Al-Qur’an di denyut jantungku, 2 malaikat menuliskan kitabku, Ibu Anni tatap mataku, Pertemuan dengan Illahi tujuan akhirku..
Aku bersaksi, tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi,
Muhammad utusan Allah.
Tak ada lagi yang aku inginkan di hari semua orang memberikan perngorbanan dan kebahagiaan, kecuali Dia yang membalas semua cinta dan kasih sayang kalian, dengan segala kebaikan yang kalian butuhkan, segala kemudahan yang kalian inginkan, segala pencapaian cita-cita yang kalian idamkan.
Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang dapat kita dustakan,
wahai perempuan-perempuan yang dikasihi Allah, di jalan mendaki ini, menjelang yang lebih pasti dari terbitnya matahari : MATI?
Adakah kita telah siap PULANG hari ini, ke pangkuan yang paling damai sejati?
“Aku menulis ini di hari umurku 22 menurut penanggalan masehi. Mungkin, di alam akhirat penanggalan semakin tua. Seingatku waktu ibu berumur 22, aku merasa ibuku sudah sangat matang. Bahkan sudah ingin menikah muda
(hehe…^_^)
Ada perasaan malu yang menyergap saat aku temukan diriku masih terlalu banyak mau. Padahal nikmat-Nya yang sampai detik ini padaku teramat sangat banyaknya, hingga tak dapat ku hitung satu-persatu. Tapi, aku lihat diriku kok kurang bersyukur. Aku pikir ini kesempatan bagus untuk menasehati diri-sendiri. Kalau aku tulis, pasti akan tampak.
Maka setiap yang mengirim sms dan menelfon, akan aku rekam dalam ingatan panjangku selama nafas ini dapat berhembus.
Dalam waktu sebentar, aku sudah punya daftar panjang dari semua yang menelfon dan datang untuk mendoakanku. Lalu aku buka laptop dan aku rangkaikan sebagai introspeksi… Benar juga, setelah 2 tahun berlalu, masih tepat untuk dijadikan bahan melihat kekurangan diri…”
Alhamdulillahirrabbil ‘alamin… Ya Allah,
Terima kasih atas umur yang Engkau beri sehingga aku masih berdiri disini, hingga detik ini..
Terima kasih atas kesehatan dan keimanan yang jiwanya ada di hatiku hingga detik ini..
Terima kasih atas orang tua yang begitu sangat menyayangi, hingga detik ini..
Terima kasih atas sahabat-sahabatku yang berada di sampingku untuk mendampingi hingga detik ini..
Terima kasih atas teman-teman yang telah Engkau beri, baik yang ma’ruf dan yang munkar hingga detik ini..
Terima kasih atas saudara-saudara yang telah Engkau beri dari sabang sampai merauke, dari barat sampai timur hingga detik ini..
Ya, hanya berucap syukur atas semua yang telah Engkau berikan kepadaku,, Ya Rabb, begitu baiknya Engkau kepadaku,
Rindu, cintaMu, cinta orang-orang mukmin yang mencintai aku karena mereka mencintaiMu..
Rindu Rasulullah yang selalu mencintai ummatnya hingga akhir jaman..
Rindu, sahabat-sahabat yang selalu berada disisiku..
Rindu, asrama putri, kakak-kakak yang selalu membangunkanku satu atap, adik-adik yang selalu menyemangatiku..
Rindu, teriakan minta tolong “……teh vinaaaaa…. Ada yang sesak napas…”,
“…mba, aku mau curhat dong,,,”,
“teh, ajarin aku gartek ya nanti malem..”,
“vin, anterin aku ke BIP ya…”,
“met milad ya mba..”
Belum lagi pengurus asrama yang berkata : “jangan lupa nanti malam rapat ya…”, dan lain-lain..
Rindu, rindu, rindu kalbu itu merasuki jiwaku lagi, 4 tahun yang lalu aku hidup di bandung bersama di tanah asrama putri..
Ya, UKHUWAH, UKHUWAH itu yang aku rasa, merasuk ke hati, jiwa, dan otakku, yang hingga kini dan sampai kapanpun tidak pernah akan hilang dari ingatanku..
Ya Rabb, tak terasa menginjak usiaku yang 22 tahun ini, banyak salah yang aku lakukan.. Astaghfirullahaladzim…
Maaf, Ya Allah, aku banyak mendzhalimi manusia-manusia yang tak berdosa..
Maaf, Ya Allah, aku banyak merugikan orang tuaku..
Maaf, Ya Allah, atas waktuku yang sangat kurang untuk mengingatMu, RasulMu, dan menimba ilmu..
Maaf, maaf, maaf..